Selain menggunakan pendekatan on-line, industri manufaktur juga harus melaksanakan pengendalian kualitas secara off-line. Dalam pelaksanaannya pengendalian kualitas secara off-line terbagai menjadi tiga tahapan, yaitu :
1. Perancangan konsep
Perancangan konsep berhubungan dengan pemunculan ide dalam kegiatan perancangan dan pengembangan produk. Salah satu sumber pemunculan ide atau gagasan tersebut adalah dari keinginan konsumen. Model atau metode yang digunakan pada tahap ini antara lain:
a. Quality Function Deployment (konsep dasar metode ini adalah menterjemahkan keinginan konsumen ke dalam istilah teknis)
b. Pugh Concept Selection Process (konsep dasar metode ini adalah mengumpulkan dan menyajikan informasi dari suatu system expert, dengan membandingkan beberapa keunggulan dan kualitas dari berbagai konsep untuk dikembangkan sehingga didapat konsep yang superior)
c. Dinamic Signal-to-Noise Optimization (konsep dasar metode ini adalah teknik untuk mengoptimalkan engineering function, resulting in robust, dan tunable technology)
d. Theory of Inventive Problem Solving (konsep dasar metode ini adalah suatu koleksi tool yang didapat dari analisa literature yang berguna untuk membangkitkan pemecahan masalah teknis yang inovatif)
e. Design of Experiments (konsep dasar metode ini adalah melakukan percobaan dengan disain faktorial penuh dan faktorial parsial untuk dapat mengetahui efek dari beberapa parameter serentak)
f. Competitive Technology Assesment (konsep dasar metode ini adalah melakukan benchmark terhadap sifat robustnees dari teknologi pengembangan internal dan eksternal)
2. Perancangan Parameter
Tahap ini berfungsi untuk mengoptimalisasi level dari faktor pengendali terhadap efek yang ditimbulkan oleh faktor lain sehingga produk yang ditimbulkan dapat tangguh terhadap noise. Karena itu perancangan parameter sering disebut sebagai Robust Design. Model atau metode yang digunakan dalam tahap ini antara lain:
a. Engineering Analysis (konsep dasar metode ini adalah menggunakan pelatihan, pengalaman, dan percobaan untuk menemukan variabilitas dan respon yang efektif)
b. Crossed Array Experiment (konsep dasar metode ini adalah sebuah perancangan ekperimen khusus dengan cara memanfaatkan interaksi antara faktor kendali dan faktor derau sehingga membuat sistem lebih tangguh)
c. Dynamic and Static Signal-to-Noise Optimization (konsep dasar metode ini adalah mengoptimalkan suatu perancangan parameter untuk mengurangi variabilitas dengan menggunakan perhitungan rasio signal-to-noise).
3. Perancangan Toleransi
Merupakan tahap terakhir dimana dibuat matrik orthogonal, loss function, dan ANOVA untuk menyeimbangkan biaya dan kualitas dari suatu produk. Model atau metode yang digunakan pada tahap ini antara lain:
a. Quality Loss Function (konsep dasar metode ini adalah persamaan yang menghubungkan variasi dari performansi biaya produk dengan level deviasi dari target)
b. Analysis of Variance (konsep dasar metode ini adalah suatu teknis statistik yang secara kuantitatif menentukan kontribusi variasi total, yang dibentuk dari setiap faktor derau dan faktor kendali)
c. Design of Experiments (konsep dasar metode ini adalah melakukan percobaan dengan disain faktorial penuh dan faktorial parsial untuk dapat mengetahui efek dari beberapa parameter seara serentak)
0 komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan komentar Anda disini ..