Pages

Sabtu, Oktober 24, 2009

Pengukuran kinerja dengan six sigma


Metodologi dalam metode Six Sigma adalah DMAIC (define, measure, analyze, improvement, control). Metodologi Six Sigma tidaklah kaku. Pendekatannya bisa bervariasi, sebagian pendekatan menggunakan kelima tahap di atas, sebagian lagi tidak memasukkan tahap define. Inti dari semua ini adalah seperangkat alat yang bertujuan untuk membantu para manajer dan karyawan mamahami, mengukur kinerja dan memperbaiki proses-proses kritis sehingga terciptanya customer satisfaction. Fase-fase dalam DMAIC meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Tahap define
Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasikan produk dan/atau proses yang akan diperbaiki dan menentukan sumber daya apa yang dibutuhkan dalam proyek (perbaikan Six Sigma). Dalam fase ini tim Six Sigma bertanggung jawab untuk mengidentifikasi proyek yang potensial, memprioritaskan usaha, dan menentukan tujuan. Ini biasanya dicapai melalui proses identifikasi kesempatan, penaksiran, dan prioritas.
2. Tahap measure
Tahap ini bertujuan untuk menentukan critical to quality (CTQ) yang terkait langsung dengan kebutuhan spesifik dari pelanggan dan pengukuran kinerja sekarang dalam ukuran nilai sigma. Pengukuran yang dilakukan mempertimbangkan setiap dimensi layanan pada usaha jasa atau dimensi produk dalam industri manufaktur untuk mengetahui variabel proses yang mempengaruhi terjadinya penyimpangan yang menyebabkan terganggunya kapabilitas proses.
3. Tahap analyze
Tahap ini bertujuan untuk menguji data yang dikumpulkan pada fase measure untuk menentukan daftar prioritas dari sumber variasi. Dalam fase tersebut tim proyek mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam akan proses yang diukur. Langkah berikutnya adalah mencari variabel utama penyebab terjadinya kecacatan atau ketidakpuasan yang terjadi saat ini untuk segera dapat diperbaiki sehingga dapat meminimalkan terjadinya permasalahan yang sama pada masa akan datang. Sebagai alat bantu untuk melaksanakan analisis ini dapat digunakan metode fisbone diagram, brainstorming, statistical test, modelling&root cause analysis. Pada tahap ini juga dilakukan konversi banyaknya kegagalan ke dalam kemunginan terjadinya oportunity cost.
4. Tahap improvement
Tahap ini bertujuan untuk mengoptimasi solusi dan mengkonfirmasi bahwa solusi yang ditawarkan akan memenuhi atau melebihi tujuan perbaikan dari proyek. Selama fase tersebut, tim proyek mengoptimasi proses kritis mereka melalui metode tertentu, misalnya Design of Experiment (DOE) dan mendesain ulang proses sebagaimana dibutuhkan.
5. Tahap control
Tahap ini bertujuan untuk memastikan bahwa perbaikan pada proses, sekali diimplementasikan akan bertahan dan bahwa proses tidak akan kembali pada keadaan sebelumnya. Dalam fase ini tim proyek mengkomunikasikan proses baru dan parameternya ke lapangan. Personel operasional memonitor proses tersebut dan memastikan bahwa ini berfungsi dalam batas yang dispesifikasikan. Manajemen perusahaan harus mempermudah tim proyek dalam mengkomunikasikan proses baru pada tim operasional dengan batas oparasional yang diidentifikasi dengan jelas. Pada fase ini juga dilakukan pendokumentasian akan segala sesuatu tentang proses setelah melewati fase kontrol.

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar Anda disini ..