Pages

Rabu, November 11, 2009

Download SPC : Penurunan Cacat Pada Komponen Bending Dengan Metoda Statistical Process Control


Secara kebetulan saya diberi amanah untuk memberikan mata kuliah Rekayasa Kualitas, dimana salah satu materi ajar harus diberikan adalah “Statistical Process Control”. Terus terang bahwa saya bukanlah orang yang tahu, apalagi paham tentang “Statistical Process Control” sehingga, karena kewajiban yang dipenuhi, saya harus mulai mencari sumber-sumber bacaan yang berkaitan dengan “Statistical Process Control”.

Postingan ini ditulis berdasarkan makalah yang disampaikan oleh Sdr. Mumammad Kholil dan Sdr. A. Cahyono (FTI – Universitas Mercu Buana – email : kholil@mercubuana.ac.id). dengan judul “Usulan Perbaikan Kalitas Dengan Metode SPC Untuk Mengurangi Cacat Bending Part Scale PF Pada Proses Injection Pada Produk Plastic Departement PT. Indonesia Epson Industri” dan dipublikasikan pada “Buletin Penelitian No. 10 Tahun 2006”.

Didalam pendahuluan, penulis menyatakan bahwa peningkatan efisiensi produksi dan pencapaian zero claim dari customer merupakan salah satu faktor penting. Dengan demikian maka indusri dituntut untuk menghasilkan produk yang baik sesuai dengan yang diinginkan oleh kosumen.
Dengan demikian, maka dapat diharapkan bahwa scrap atau barang NG (Not Good) dapat direduksi sehingga pendapatan perusahaan akan meningkat. Tercapainya target zero claim akan membuat kerja asama dan kepercayaan customer kepada perusahaan dapat terjaga. Tingkatan kualitas produk yang dihasilkan tidak ditentukan oleh pembuat, tetapi merupakan kesesuaian untuk digunakan (fitness for use) yang ditetapkan oleh pemakai.

Didalam hasil dan pembahasannya, penulis antara lain menyatakan bahwa Sigma merupakan ukuran kemampuan suatu proses untuk menghasilkan produk yang sempurna tanpa cacat. Indeks pengukuran yang digunakan adalah “ Defect per Unit ”. Nilai sigma menunj ukkan seberapasering cacat dapat terjadi. Semakin besar nilai sigmanya maka j umlah cacat semakin sedikit sehingga biaya dan cycle time yang digunakan semakin menurun. Selain itu, tingkat kepuasan pelanggan pun akan meningkat.
Selain itu juga dinyatakan bahwa Six Sigma Quality tercapai dalam batas spesifikiasi yang telah ditentukan (Upper Cont rol Limit dan Lower Cont rol Limit) dan memiliki indeks kemampuan proses (capability index Cp) sama dengan dua. Istilah Six Sigma digunakan mengacu pada kenyataan bahwa batas spesifikasi pada proses dengan indeks kemampuan proses sama dengan dua adalah sebesar enam standar deviasi untuk mengurangi variasi output proses sehingga ± 6 standar deviasi berada dalam batas atas dan batas bawah spesifikasi.

Dengan menjaga agar jarak rata-rata proses dengan batas spesifikasi terdekatnya adalah sebesar 6s, maka output yang keluar dari spesifikiasi tidak akan lebih dari 3,4 dalam set iap satu juta peluang (Defect Per Million Opportunities). Semakin t inggi nilai sigma menandakan jumlah cacat yang terjadi semakin sedikit.
Proses dalam range toleransi sebesar 3s menghasilkan 99,7 % produk yang berada pada batas spesifikasi jika kurva output proses yang terj adi centered pada nilai target dan tidak mengalami pergeseran. Angka persentase tersebut kelihatan cukup baik, defect yang terjadi hanya sebesar 0,27 %
(demikian seterusnya ….)

Dengan ini saya mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Sdr. Mumammad Kholil dan Sdr. A. Cahyono (FTI – Universitas Mercu Buana – email : kholil@mercubuana.ac.id). yang telah beredia berbagi ilmu dengan sesama. Semoga budi baiknya mendapat balasan dari Tuhan YME.

( materi selengkapnya silahkan download disini … )

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar Anda disini ..